Tampilan terbaik blog ini menggunakan

31 May 2007

Setahun sudah aku di Ambon

Sesuai dengan surat pindah yang kutrima, sebagai seorang PNS aku harus berangkat menuju bumi ambon manise. Bersama dengan 8 orang temanku yang lain, aku harus menjalankan tugas sebagai babu negara disana(minjem istilah mas "babu negara").

Yang pertama kali terlintas pada pikiranku ketika mendengar ambon, adalah kerusuhan, konflik horisontal yang tak berujung, daerah tertinggal, selamat tinggal globalisasi dan selamat datang di hutan, kesepian, rambut keriting, kulit hitam et cetera.

Akhirnya tanggal 9 Juli 2006 aku harus menaiki pesawat terbang meninggalkan kota metro Jakarta menuju kota antah berantah (bahkan waktu itu kukira ambon itu di pulau halmahera hahahaha...), Ambon.

Disambut hujan rintik-rintik (aku inget banget tuh, soalnya baru mau ngambil gambar bandara internasional pattimura tiba2 kamera digitalku harus basah kena air hujan), aku menapakkan kaki di AMBON.

Minggu pertama di Ambon, tidak semua yang terlintas di pikiranku sebelumnya salah, namun itu berarti tidak semuanya benar juga khan?

Ambon tuh lebih gede kotanya dari Magelang tersayangku.Warnetnya lebih banyak, ada hotspot juga disana lho.......



Di Ambon kami ber-9 tinggal di komplek rumah dinas yang seadanya.

Tak terasa sudah satu tahun aku disini...............

Semoga aku bisa betah tinggal di sini........

3 comments:

admin said...

Yup yang sabar yach Dis,
Tetep bersyukur karena masih ada HotSpot,
karena HotSpot juga adalah karunia yang harus kita sikapi dengan bijak...
Oh ya, Kamu dah tak link...

Salam buat teman-teman di sana...

Anonymous said...

sama donk pemikirannya. selain banyak kerusuhan, bom, auliah juga berpikir Indonesia bagian timur itu belum maju :D

Anonymous said...

buat acwin dan auliahazza serta mas adis.. plis baca Post saya di http://parkercasio.blogspot.com
oke !!!aku tunggu commentnya !!

Parker